1.
Air apa yang
dapat dipakai untuk memandikan jenazah ?
→ Dengan air yang
mengalir dan air daun bidara
2.
Mengapa air
tersebut dapat digukan untuk memandikan jenazah ?
→Karena dengan air
yang mengalir akan mudah untuk membersihkan mayat dari bau yang busuk dan
disunahkan untuk memakai daun bidara seperti yang dihadiskan” Ummu ‘Athiyyah
Rodhiyallohu ‘Anha berkata, “Nabi Shollallohu Alaihi Wa sallam pernah menemui
kami sedangkan kami kala itu tengah memandikan puterinya (Zainab), lalu Beliau
bersabda: ‘Mandikanlah dia tiga, lima,
(atau tujuh) kali, atau lebih dari itu. Jika kalian memandang perlu, maka
pergunakan air dan daun bidara. (Ummu ‘Athiyyah berkata, ‘Dengan ganjil?’
Beliau bersabda, ‘Ya.’) dan buatlah di akhir mandinya itu tumbuhan kafur atau
sedikit darinya.”
(H.R. al Bukhori
3/99-104, Muslim 3/47-48, Abu Dawud 2/60-61, an Nasa-i 1/266-267, at Tirmidzi
2/130-131, Ibnu Majah 1/445, Ibnul Jarud 258-259, Ahmad 5/84-85, 4076-4078,
Syaikh al Albani – Hukum dan Tata Cara Mengurus Jenazah hal 130-131).
3.
Sebutkan 7 macam
air yang suci dan mensucikan ?
→عَنْ أبي سَعيدٍ الخُدْرِيِّ – رضي الله عنه- قالَ : قالَ رَسُولُ الله – صلي الله عليه و سلم- : ((إِنَّ المَاءَ طَهُوْرٌ لا يُنَجِّسُهُ شَيءٌ))
أخرجه الثلاثة, صححه أحمد.
Dari Abu Sa'id Al Khudriy radiyallahu 'anhu, beliau berkata, rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya air itu thohur (suci dan mensucikan), tidak ada sesuatupun yang dapat menajiskannya". Dikeluarkan oleh Imam yang tiga, dan Imam Ahmad menshahihkannya.
أخرجه الثلاثة, صححه أحمد.
Dari Abu Sa'id Al Khudriy radiyallahu 'anhu, beliau berkata, rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya air itu thohur (suci dan mensucikan), tidak ada sesuatupun yang dapat menajiskannya". Dikeluarkan oleh Imam yang tiga, dan Imam Ahmad menshahihkannya.
1. Air hujan
2. Air sumur
3. Air laut
4. Air telaga
5. Air embun
6. Air salju
7. Air sungai
4.
Bagaimana
perilaku Rasul dalam menghemat air ?
→Dalam Tafsîr al-Mishbâh karya Quraish Shihab, diriwayatkan
sebuah riwayat muttafaq ‘alaih bahwa Rasulullah saw. pernah
bertanya pada Jabir sesaat setelah sahabat itu berwudu, “Mengapa engkau
berlebih-lebihan?” “Apakah saat berwudu tidak boleh berlebih-lebihan, wahai
Rasulullah?” Jabir balik bertanya. Rasulullah menjawab, “Ya, janganlah engkau
berlebih-lebihan ketika wudu meski engkau berada pada air sungai yang
mengalir.”
Bayangkan
bagaimana Rasulullah saw. mengingatkan kita agar hemat menggunakan air meski
air dari sungai yang mengalir. Padahal Indonesia, khususnya
Jakarta, menghadapi krisis air bersih dan air yang digunakan bayar! Bayar dan dikuasai perusahaan
kapitalis!
Wudu bukan
sekedar bersih-bersihan secara fisik. Jika memang tujuan awalnya adalah
kebersihan fisik, mungkin yang disyariatkan adalah mandi sebelum salat. Tapi
lebih dari itu, wudu adalah sebuah proses simbolik. Membersihkan tangan dari
mengambil hal-hal yang bukan haknya. Membersihkan wajah dan mata dari hal-hal
yang diharamkan. Membersihkan sampai ke lengan dari perilaku saling sikut dan
serakah. Hingga membersihkan kaki dari langkah-langkah maksiat.
Inilah nilai
utama dari berwudu. Karena itu tidak jarang para ulama fikih (yang mungkin
terimbas pemikiran tasawuf) menyatakan bahwa ketika kita berwudu, maka seluruh
dosa-dosa kita terbawa mengalir bersama air sisa wudu.
5. Air apa yang tidak bisa dipakai untuk memandikan jenazah?
Air
yang memiliki rasa seperti air kopi,air susu, air madu dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar