Translate

Senin, 12 Januari 2015

Penggunaan air dalam Jenazah

1.    Air apa yang dapat dipakai untuk memandikan jenazah ?

→ Dengan air yang mengalir dan air daun bidara

2.    Mengapa air tersebut dapat digukan untuk memandikan jenazah ?
→Karena dengan air yang mengalir akan mudah untuk membersihkan mayat dari bau yang busuk dan disunahkan untuk memakai daun bidara seperti yang dihadiskan” Ummu ‘Athiyyah Rodhiyallohu ‘Anha berkata, “Nabi Shollallohu Alaihi Wa sallam pernah menemui kami sedangkan kami kala itu tengah memandikan puterinya (Zainab), lalu Beliau bersabda: ‘Mandikanlah dia tiga, lima, (atau tujuh) kali, atau lebih dari itu. Jika kalian memandang perlu, maka pergunakan air dan daun bidara. (Ummu ‘Athiyyah berkata, ‘Dengan ganjil?’ Beliau bersabda, ‘Ya.’) dan buatlah di akhir mandinya itu tumbuhan kafur atau sedikit darinya.”
(H.R. al Bukhori 3/99-104, Muslim 3/47-48, Abu Dawud 2/60-61, an Nasa-i 1/266-267, at Tirmidzi 2/130-131, Ibnu Majah 1/445, Ibnul Jarud 258-259, Ahmad 5/84-85, 4076-4078, Syaikh al Albani – Hukum dan Tata Cara Mengurus Jenazah hal 130-131).

3.    Sebutkan 7 macam air yang suci dan mensucikan ?

عَنْ أبي سَعيدٍ الخُدْرِيِّرضي الله عنه- قالَ : قالَ رَسُولُ اللهصلي الله عليه و سلم- : ((إِنَّ المَاءَ طَهُوْرٌ لا يُنَجِّسُهُ شَيءٌ)) 
أخرجه الثلاثة, صححه أحمد. 

Dari Abu Sa'id Al Khudriy radiyallahu 'anhu, beliau berkata, rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya air itu thohur (suci dan mensucikan), tidak ada sesuatupun yang dapat menajiskannya". Dikeluarkan oleh Imam yang tiga, dan Imam Ahmad menshahihkannya.

1.      Air hujan
2.      Air sumur
3.      Air laut
4.      Air telaga
5.      Air embun
6.      Air salju
7.      Air sungai

4.    Bagaimana perilaku Rasul dalam menghemat air ?
Dalam Tafsîr al-Mishbâh karya Quraish Shihab, diriwayatkan sebuah riwayat muttafaq ‘alaih bahwa Rasulullah saw. pernah bertanya pada Jabir sesaat setelah sahabat itu berwudu, “Mengapa engkau berlebih-lebihan?” “Apakah saat berwudu tidak boleh berlebih-lebihan, wahai Rasulullah?” Jabir balik bertanya. Rasulullah menjawab, “Ya, janganlah engkau berlebih-lebihan ketika wudu meski engkau berada pada air sungai yang mengalir.”
Bayangkan bagaimana Rasulullah saw. mengingatkan kita agar hemat menggunakan air meski air dari sungai yang mengalir. Padahal Indonesia, khususnya Jakarta, menghadapi krisis air bersih dan air yang digunakan bayar! Bayar dan dikuasai perusahaan kapitalis!
Wudu bukan sekedar bersih-bersihan secara fisik. Jika memang tujuan awalnya adalah kebersihan fisik, mungkin yang disyariatkan adalah mandi sebelum salat. Tapi lebih dari itu, wudu adalah sebuah proses simbolik. Membersihkan tangan dari mengambil hal-hal yang bukan haknya. Membersihkan wajah dan mata dari hal-hal yang diharamkan. Membersihkan sampai ke lengan dari perilaku saling sikut dan serakah. Hingga membersihkan kaki dari langkah-langkah maksiat.
Inilah nilai utama dari berwudu. Karena itu tidak jarang para ulama fikih (yang mungkin terimbas pemikiran tasawuf) menyatakan bahwa ketika kita berwudu, maka seluruh dosa-dosa kita terbawa mengalir bersama air sisa wudu.
5.       Air apa yang tidak bisa dipakai untuk memandikan jenazah?
Air yang memiliki rasa seperti air kopi,air susu, air madu dan lain sebagainya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar